Desa Kebonharjo, Kecamatan samigaluh, Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu desa di kabupaten kulon progo yang memiliki masalah dalam kesehatan balita dan lansia. Fakultas Kedokteran Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bekerjasama dengan Desa Kebonharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo dan Sekolah Menengah Kejuruan Seni Rupa Yogyakarta mengadakan sebuah kerjasama yaitu berupa bantuan Air Bersih dari SMKSR Yogyakarta dan Penyuluhan, Pemeriksaan dan Pengobatan Gratis dari Fakultas Kedokteran UAD.

“perlu diketahui bahwa kondisi mesyarakat di desa kami pada saat ini mengalami peningkatan penderita hipertensi dan jumlah bayi yang kekurangan gizi (stunting) mencapai 30% hal ini diakibatkan karna beberapa orang tua menitipkan bayi atau anak nya kepada nenek nya yang ada di desa kemudian para orang tua pergi ke kota untuk mencari penghasilan” papar Bapak Rohmad Ahmadi selaku Kepala Desa Kebonharjo.

dengan permasalahan yang demikian maka pimpinan Fakultas Kedokteran UAD Prof. Dr. dr. H. Rusdi Lamsudin, Sp.S(K)., M.Med.Sc memberikan tugas kepada dr. Adi Indra Wijaya, MMR dan dr. Bombong Nurpagino beserta Tenaga Kependidikan dan didampingi oleh 10 orang Mahasiswa untuk terjun langsung ke desa Kebonharjo.

dr. Adi Indra Wijaya, MMR dari Fakultas Kedokteran UAD memberikan Penyuluhan terhadap para lansia penderita hipertensi kemudian dilakukan pemeriksaan kesehatan yang dibantu oleh 10 Mahasiswa FK UAD dan setalah dilakukan pemeriksaan maka akan diberikan resep oleh dr. Adi Indra Wijaya, MMR dan dr. Bombong Nurpagino

dr. Bombong Nurpagino memberikan materi penyuluhan tentang Gizi Buruk (stunting) bagi orang tua atau yang mewakili dari bayi yang memiliki masalah stunting agar para orang tua dapat mengetahui langkah pencegahan dan penanggulangannya.

 

kegiatan penyuluhan, pemerikasaan dan pengobatan gratis ini dilakukan pada hari Ahad, 29 September 2019 di Balai Desa Kebon Harjo, dimulai pukul 08.00 WIB. kegiatan ini dibuka langsung oleh Bapak Rohmad Ahmadi selaku kepala Desa Kebonharjo dan dihadiri oleh 75 Lansia dan 20 Orang Tua dari penderita Stunting. /(ip)

Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengadakan temu Orang Tua atau Wali Mahasiswa angkatan 2018 dan 2019. Agenda temu wali dilaksanakan pada tanggal 29 Agustus 2019, Pukul 08.00 s.d 12.00 WIB bertempat di Ruang Amphitarium Gedung Utama Kampus 4 UAD. Pertemuan Orang Tua/Wali Mahasiswa angkatan 2018 dan 2019 dihadiri oleh Pimpinan Fakultas Kedokteran, Dosen, Karyawan dan Tenaga Kependidikan serta Orang Tua/Wali Mahasiswa dari seluruh Indonesia.

“temu wali ini sangat penting dilakukan untuk memaparkan sarana dan prasarana penunjang perkuliahan dan proses Akademik dapat berlangsung. karna sarana dan prasarana yang layak dan memadai dan peran serta orangtua juga dapat mendukung dalam keberhasilan proses belajar mengajar dan studi mahasiswa” papar Prof. Dr. dr. Rusdi Lamsudin, Sp.S(K)., M.Med.Sc selaku Dekan Fakultas Kedokteran UAD.

Pertemuan wali Mahasiswa angkatan 2018 dan 2019 selain perkenalan Dosen dan Karyawan juga melibatkan perwakilan Mahasiswa angkatan 2018 yang memiliki bakat dan dikembangkan melalui Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dilingkungan UAD. Beberapa mahasiswa yang ikut serta tampil dalam kegiatan temu wali diantaranya adalah Izza Qorina membuka agenda temu wali dengan kemampuannya dalam tari, Naufal Zuhdi Rabbani melantunkan ayat suci Al-Qur’an, Aulia Azizah Mansur memberikan Sharing tentang perkuliahan yang dirasakan selama 1 Tahun dan merupakan salah satu mahasiswa dengan nilai terbaik selama 1 tahun, Razlifa Rasya Nafisyah dan berkolaborasi dengan Wawan Hardianto memberikan penampilan Akustik yang menutup agenda pertemuan wali mahasiswa dengan baik.

“dalam kegiatan temu wali juga dipaparkan tentang kegiatan Akademik yang berlaku dalam Program Studi Kedokteran, Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran UAD menggunakan Sistem Blok, dimana dalam aturan sistem Blok Mahasiswa wajib mengikuti Kuliah Pakar, Tutorial, Keterampilan Klinis Dasar, dan Praktikum. Mahasiswa Wajib Mengikuti Kegiatan kuliah Pakar dan Tutorial minimal 75% dalam artian ketika kehadiran Mahasiswa kurang dari 75% maka akan dinyatakan Gugur Blok dan tidak memiliki kesempatan untuk mengikuti ujian MCQ terang dr. M. Junaidy Heriyanto, Sp.B, FINACS selaku Kepala Program Studi Kedokteran”

 

“peran aktif Mahasiswa, Dosen dan Orang Tua/Wali  sangat berpengaruh dalam keberhasilan mahasiswa tersebut mengikuti seluruh rangkaian kegiatan akademik yang diselenggarakan oleh Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran UAD tutup dr. M. Junaidy Heriyanto, Sp.B, FINACS”

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta berhasil menggagalkan praktik perjokian pada penerimaan mahasiswa baru (PMB) Fakultas Kedokteran (FK) gelombang tiga, Minggu (29/7/2018). Sebelumnya, pada gelombang pertama juga diketahui dua orang menjadi joki ujian.

Modus yang digunakan pada PMB FK gelombang tiga menggunakan rekayasa alat komunikasi visual dan suara. Barang bukti yang ditemukan di antaranya earpiece, aki, pemancar sinyal ke earpiece, gawai, jaket, tas, mini kamera, dan lain-lain.

Dr. Wahyu Widyaningsih, M.Si.,Apt. Kepala Biro Akademik dan Admisi (BAA) menjelaskan, sembilan orang tertangkap melakukan kecurangan dengan membawa alat-alat yang dilarang dibawa saat ujian.

“Kami memperketat penggeledahan untuk mengidentifikasi barang-barang yang tidak boleh dibawa saat ujian PMB UAD. Pada kasus yang kami temui, mereka menggunakan sejenis alat bantu pendengaran yang ditanam di telinga,” jelas Wahyu.

Penanaman alat ini cukup dalam, sehingga sulit untuk dideteksi. Pengambilannya juga harus menggunakan alat khusus, bahkan harus operasi. Ditengarai, ada peserta yang memotret soal dan mengirim kepada tim khusus yang menjawab soal dari luar. Kemudian jawaban dikirim via pesan suara.

Dari informasi yang dihimpun BAA UAD, rata-rata para calon mahasiswa membayar 10 juta rupiah untuk bisa memperoleh akses perjokian ini. Bahkan, ada satu orang yang mengaku harus membayar 150 juta jika sudah diterima.

Melengkapi keterangan Wahyu, Imam Azhari, S.Si.,M.Cs., Kepala Bidang Administrasi dan Evaluasi Akademik UAD mengungkapkan, jaringan perjokian di PMB FK UAD cukup rapi.

“Mereka bukan orang biasa, bisa dikatakan orang-orang ini adalah mafia perjokian. Sebab, alat-alat yang digunakan tergolong mudah ditemukan di pasaran. Permasalahannya, mereka dapat merangkai dan memanfaatkan alat tersebut untuk kepentingan tertentu,” tandas praktsisi IT UAD ini.

Imam mengaku timnya bekerja sama dengan Biro Sistem Informasi dan Komunikasi (Biskom) UAD sudah berusaha melacak para joki, tetapi tidak ditemukan.

Sementara Rektor UAD, Dr. Kasiyarno, M.Hum. menegaskan tidak akan ada ujian ulang PMB FK UAD. “Sekalipun fakultas baru, kami menunjukkan bahwa kami serius menyeleksi mahasiswa dengan ketat. Mahasiswa yang masuk UAD harus memiliki kualitas yang unggul,” jelasnya di kampus 1 UAD, Jln. Kapas 9, Semaki, Yogyakarta.

Ia menambahkan, UAD siap dan sigap mengantisipasi praktik perjokian. “Ke depan modus lain mungkin akan lebih banyak, tapi kami akan sigap mengantisipasi.”

Kasiyarno memastikan tidak ada orang dalam yang terlibat. Untuk calon mahasiswa yang ketahuan menggunakan jasa joki akan masuk di daftar hitam UAD.

Dalam kasus praktik perjokian ini, UAD pernah melaporkan ke kepolisian setempat. Namun, tidak bisa diproses lebih lanjut karena tidak ada payung hukum yang bisa menjerat perjokian ini. (ard)

Bertempat di aula barat gedung kampus 4 Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Kamis (22/3/2018), Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (Menristekdikti RI) Prof. H. Mohamad Nasir, Ph.D.,Ak. secara resmi menyerahkan SK Fakultas Kedokteran.

SK tersebut diserahkan kepada Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dr. Haedar Nashir, M.Si., dan diteruskan kepada Rektor UAD Dr. Kasiyarno, M.Hum. Dengan demikian, saat ini UAD secara resmi bisa mengelola Program Studi Pendidikan Kedokteran (program sarjana dan profesi).

Menanggapi hal ini, Kasiyarno mengungkapkan, UAD akan segera mempersiapkan mahasiswa baru untuk Fakultas Kedokteran.

“Kami akan mencukupi kebutuhan SDM serta menyediakan sarana dan prasarana yang memadai. Ini seperti yang kami sampaikan ketika evaluasi lapangan Desember silam,” terangnya.

Sementara pada kesempatan yang sama, Haedar Nashir mengungkapkan, ditambah dengan UAD saat ini ada 11 Perguruan Tinggi Muhammdiyah (PTM) yang memiliki Fakultas Kedokteran.

“PTM harus berkemajuan. Tidak hanya dari segi fisik saja, tetapi dari segala aspek agar bisa mendukung kemakmuran.”

Di sisi lain, Menristekdikti berpesan agar UAD terus berbenah untuk menghadapi revolusi industri dan persaingan dengan perguruan tinggi asing. Menurutnya, untuk memenangkan kompetisi, UAD harus menjaga dan meningkatkan kepercayaan masyarakat.

“UAD harus memiliki strategi untuk memenangkan kompetisi. Pengelolaan perguruan tinggi tidak bisa asal jalan, minimal ada kerja cerdas, keras, dan ikhlas,” tandasnya. (ard)

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Prof. H. Mohamad Nasir, Ph.D.,Ak. meresmikan pembangunan gedung Fakultas Kedokteran Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Kamis (22/3/2018). Peresmian tersebut ditandai dengan peletakan batu pertama yang diawali oleh Menristek Dikti RI dilanjutkan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dr. Haedar Nashir, M.Si., Rektor UAD Dr. Kasiyarno, M.Hum., Ketua BPH UAD Prof. Dr. Yunahar Ilyas, Lc.,M.Ag., Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah Prof. Dr. Lincolin Arsyad, dan Ketua Umum PP ‘Aisyiyah Siti Noordjanah Djohantini.

Dalam sambutannya, Rektor UAD menyampaikan, gedung Fakultas Kedokteran akan dibangun secara khusus. Pembangunan gedung yang menempati lahan sekitar 7000 m2 dengan tinggi 7 lantai ini recananya akan rampung dalam waktu 6 bulan. Bersamaan dengan gedung tersebut, akan dibangun juga laboratorium terpadu dengan luas 21.000 m2.

“Khusus Fakultas Kedokteran UAD, gedungnya tidak akan digabung dengan yang lain.  Pembangunan dua gedung ini memerlukan anggaran sekitar 340 miliar rupiah. Mahalnya pembiayaan dikarenakan laboratorium memerlukan spesifikasi khusus,” ungkap Kasiyarno.

Dalam pembangunan gedung-gedung di kampus 4, UAD menggandeng PT PP (Pembangunan Perumahan). Proses pembangunan gedung tersebut menerapkan sistem kerja 24 jam tanpa henti.

Pada kesempatan tersebut, Kasiyarno juga menyampaikan bahwa UAD sebagai pelaksana pendidikan tinggi akan mendukung program-program Kemenristekdikti. Dukungan ini merupakan salah satu komitmen UAD untuk turut memajukan pendidikan di Indonesia.

Di akhir sambutannya, ia meminta doa dari para pimpinan dan stakeholder agar pembangunan gedung-gedung kuliah UAD ini bisa berjalan baik, cepat, dan dapat segera dirasakan manfaatnya bagi masyarakat maupun persyarikatan. (ard)