Dalam rangka menyemarakkan World Children’s Day 2022, Fakultas Kedokteran Universitas Ahmad Dahlan menyelenggarakan Webinar bertemakan “Wujudkan Generasi Milenial Bebas Stunting” yang bertempat secara daring pada hari Ahad, 27 November 2022 mulai pukul 07.30 hingga 12.00 dengan jumlah peserta 201 orang yang berasal dari berbagai kalangan (akademisi, klinisi hingga masyarakat awam). Acara tersebut mengundang tiga pembicara antara lain Dr. dr H.M. Any Ashari, Sp.OG(K-Fer), dr. Nurcholid Umam Kurniawan, M.Sc, Sp.A dan Rosyida Awalia, S.Gz, M. Imun.

Webinar dibuka langsung oleh Wakil Dekan Bagian Akademik, Kemahasiswaan, dan AIK Fakultas Kedokteran Universitas Ahmad Dahlan, dr. Moch. Junaidy, Sp.B, FINASIM di mana dalam sambutannya disampaikan kesempatan webinar ini diharapkan dapat meningkatkan update ilmu tentang pencegahan dan tatalaksana gizi stunting. Selain itu, webinar ini juga menjadi tambahan bekal ilmu bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran terkait etika kedokteran

Dalam kesempatannya, Dr. dr H.M. Any Ashari, Sp.OG(K-Fer) menyajikan materi yang berfokus pada etika, disiplin profesi kedokeran hingga perlindungan hukum profesi dokter di Indonesia. Dalam melaksanakan kewajibannya, seorang dokter terikat oleh aturan hukum. Potensi kesalahan dalam berpraktik dapat dihalau jika setiap dokter benar-benar memahami etika dalam berprofesi sebagai dokter. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menjadi organisasi profesi resmi yang menaungi setiap dokter. Oleh IDI, disusunlah suatu Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) yang diuraikan dalam pasal-pasal yang bertujuan sebagai pedoman utama dokter Indonesia. Namun, Dr. dr H.M. Any Ashari, Sp.OG(K-Fer) juga tak luput menyampaikan bahwa kunci utama untuk selalu tawadhu dalam berprofesi sebagai dokter ialah keimanan, mempercayai bahwa tiada kekuatan lebih tinggi dari kekuatan Ilahi.

Di materi lain, dr. Nurcholid Umam Kurniawan, M.Sc, Sp.A menyampaikan terkait stunting. Stunting berkontribusi terhadap beban nasional yang tinggi. Data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2018 melaporkan angka stunting di Indonesia masih di angka 30,8%, cukup tinggi dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia maupun Thailand.  Masalah stunting yang tinggi adalah masalah bersama sehingga membutuhkan banyak pihak dalam penuntasannya. Sebagai dokter, sangatlah mudah untuk menapis kejadian stunting ialah menggunakan pemeriksaan antropometri dan interpretasi menggunakan kurva CDC dan WHO. Tampilan kurva di bawah garis -2 SD menunjukkan resiko besar untuk stunting. Dalam kesempatannya juga, dr. Nurcholid Umam Kurniawan, M.Sc, Sp.A melaporkan hasil penelitian yang dilakukan di Jogjakarta tahun 2021 terkait pengamatan variabel yang berkaitan dengan tingginya angka stunting di Jogjakarta. Variabel tersebut antara lain riwayat makan anak kurang dan balita sering sakit meningkatkan (2,5 kali peningkatan resiko), kenaikan BB tidak sesuai (3 kali peningkatan resiko), jamban tidak sehat dan BBLR (2 kali peningkatan resiko), hingga adanya penakit penyerta (2,2 kali peningkatan resiko).

Tatalaksana holistik stunting juga tidak lepas dari pengetahuan mengenai kebutuhan nutrient yang baik bagi balita dan anak. Penyajian materi gizi yang dibawakan oleh Rosyida Awalia, S.Gz, M. Imun mengajak peserta webinar untuk menyegarkan kembali ilmu gizi dasar penting bagi anak, salah satunya ialah pemenuhan ASI eksklusif minimal 6 bulan di awal usia kehidupan lalu dilanjutkan dengan Makanan Pendamping (MP)-ASI hingga 1 tahun awal kehidupan. Pemenuhan gizi juga disesuaikan dengan usia balita dengan mempertimbangkan cara penyajian makanan, jenis bahan makanan dan additif yang diperbolehkan. Mengajarkan anak untuk tidak memilih-milih makanan menjadi kunci utama dalam keberhasilan terapi nutrient yang seimbang. Komposisi karbohidrat, protein, dan serat haruslah seimbang dan tidak berat sebelah.

Di penghujung webinar, tak lupa disematkan harapan besar agar awareness terhadap stunting menjadi lebih tinggi demi generasi emas Indonesia bebas stunting. (LDR, 2022)

Selamat dan sukses atas kelulusan mahasiswa Fakultas Kedokteran Angkatan 2018. Pada tanggal 29 Oktober 2022 telah diselenggarakan wisuda untuk mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan, yang bertempat di Kampus 4 UAD. Sebanyak 37 mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Ahmad Dahlan mendapatkan gelar S.Ked atau Sarjana Kedokteran. Angkatan 2018 adalah angkatan pertama, yang pada tahun 2022 ini menjadi sejarah bagi Fakultas Kedokteran Universitas Ahmad Dahlan, meluluskan sarjana kedokteran. Untuk selanjutnya mahasiswa lulusaan Pendidikan kedokteran, menempuh jenjang Pendidikan selanjutnya yaitu Profesi Dokter untuk bisa mendapatkan gelar dokter umum. (MWA)