Tingkatkan Kesiapsiagaan Bencana, FK UAD Gelar Seminar Ilmiah tentang Respons Bencana terhadap Gempa Megathrust dalam Sumpah Dokter I
Fakultas Kedokteran Universitas Ahmad Dahlan (FK UAD) terus menunjukkan komitmennya menjadi fakultas kedokteran yang unggul dalam bidang kebencanaan. Sebagai langkah konkrit, FK UAD mengadakan seminar ilmiah 1st Continuing Medical Education (CME) yang bertajuk “Megathrust: Management Response in Megathrust Disaster for General Practitioner”. Seminar ini diadakan pada hari Rabu 08 Januari 2025 secara online melalui plaform Zoom Meeting dan secara offline di Amphiteater Gedung Fakultas Kedokteran UAD.
Beberapa wilayah di Indonesia seperti Yogyakarta dan Sumatera Barat diprediksi memiliki potensi besar terjadinya bahaya gempa besar ‘megathrust’. Gempa megathrust merupakan gempa magnitudo tinggi yang menghasilkan energi dan dampak yang sangat besar bagi kehidupan. Seminar ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, serta kesiapsiagaan tenaga kesehatan terhadap respon bencana tersebut.
Seminar ini menghadirkan tiga narasumber yang telah berpengalaman dalam hal kebencanaan, yakni Dr. Al-Afik, Ns., M.Kep., dr. Tri Yunanto Arliono, Sp.EM., KDM, dan dr. Budi Kristianto, M.Sc., Sp.KJ(K). Mereka membagikan materi mendalam tentang gempa megathrust dari berbagai macam sudut pandang sehingga dapat meningkatkan pemahaman para peserta secara komprehensif.
Understanding Megathrust Disaster and The Health Impact
Dr. Al-Afik, Ns., M.Kep dalam paparannya menjelaskan bahwa 78% wilayah Indonesia berada di zona subduksi yang memiliki risiko besar untuk terjadi gempa megathrust sehingga perlu upaya mitigasi dan tanggap bencana yang optimal.
Akan tetapi, kenyataannya masih terdapat banyak kendala dalam menghadapi situasi bencana ini. Manajemen kesehatan darurat yang masih belum maksimal, akses alat kesehatan yang terbatas, serta dilema etis yang mungkin dihadapi para relawan turut menjadi kendala penanganan bencana ini.
Management of Critical Response Megathrust Disasters
Narasumber kedua, dr. Tri Yunanto Arliono, Sp.EM., KDM berbicara tentang tanggap darurat gempa megathrust. Hal-hal yang wajib diketahui saat terjadi bencana adalah nomor telepon darurat di lokasi, hotline IGD setempat, lokasi rumah sakit dan pemadam kebakaran terdekat, serta kapasitas tenaga kesehatan yang tersedia.
Respon tanggap darurat merupakan langkah penting sesaat setelah terjadi bencana. Oleh karena itu, diperlukan kerja sama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, tenaga medis, tim disaster victim identification (DVI), relawan, dan masyarakat setempat.
Dealing with Psychiatric Effect of Megathrust Earthquake on Children
Narasumber ketiga, dr. Budi Kristianto, M.Sc., Sp.KJ(K) menyampaikan urgensi penanganan trauma psikis yang dialami anak pasca gempa megathrust. Bencana seringkali menimbulkan trauma fisik dan psikis bagi para korbannya, termasuk anak-anak. Oleh karena itu, tenaga medis yang terjun langsung dalam upaya tanggap bencana harus menyadari hal ini. Memberikan atensi dan psikoterapi merupakan hal yang dapat dilakukan oleh tenaga medis untuk menangani trauma yang dialami anak-anak korban bencana.
Mengakhiri sesi materi, dr. Budi menjelaskan penanganan trauma psikis pada anak tidak hanya dilakukan melalui sang anak, tetapi juga bisa melalui orang tua. Psikoedukasi diberikan kepada orang tua atau pengasuh supaya mereka tidak berkata kasar, membentak, dan menggunakan nada tinggi ketika berbicara dengan anak.