 Bantul, Sabtu, 18 Oktober 2025 – Fakultas Kedokteran Universitas Ahmad dahlan dan Lembaga Resiliensi Bencana Muhammadiyah (LRB MDMC) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Daerah Istimewa Yogyakarta menggelar Latihan Gabungan Klaster Kesehatan Emergency Medical Team (EMT). Bertempat di Amphiteater dan  area gedung Fakultas Kedokteran UAD, kegiatan ini merupakan kelanjutan  kegiatan Pelatihan Pendalaman Materi Kebencanaan  pada tanggal 11 dan 12 Oktober 2025. Dengan jumlah dan peserta yang  sama pada kegiatan sebelumnya,  kegiatan ini menjadi  bagian dari upaya berkelanjutan dalam memperkuat kapasitas relawan kesehatan agar mampu memberikan respon cepat, tepat, dan beretika kemanusiaan dalam menghadapi situasi bencana.
Bantul, Sabtu, 18 Oktober 2025 – Fakultas Kedokteran Universitas Ahmad dahlan dan Lembaga Resiliensi Bencana Muhammadiyah (LRB MDMC) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Daerah Istimewa Yogyakarta menggelar Latihan Gabungan Klaster Kesehatan Emergency Medical Team (EMT). Bertempat di Amphiteater dan  area gedung Fakultas Kedokteran UAD, kegiatan ini merupakan kelanjutan  kegiatan Pelatihan Pendalaman Materi Kebencanaan  pada tanggal 11 dan 12 Oktober 2025. Dengan jumlah dan peserta yang  sama pada kegiatan sebelumnya,  kegiatan ini menjadi  bagian dari upaya berkelanjutan dalam memperkuat kapasitas relawan kesehatan agar mampu memberikan respon cepat, tepat, dan beretika kemanusiaan dalam menghadapi situasi bencana.
Mengusung tema Menciptakan Klaster Kesehatan yang Tangguh dan Berkemanusiaan, kegiatan ini menjadi momentum penting bagi para relawan dan tenaga kesehatan Muhammadiyah untuk menguji kesiapan, koordinasi, dan kemampuan teknis dalam penanganan darurat medis di lapangan.
Kegiatan latihan gabungan ini diselenggarakan dengan beberapa tujuan utama, yaitu: Meningkatkan kemampuan anggota LRB MDMC, khususnya relawan klaster kesehatan, dalam penanganan situasi darurat kesehatan. Meningkatkan kapasitas keilmuan relawan terkait pemenuhan fasilitas kesehatan yang layak bagi masyarakat terdampak bencana. Memberikan pemahaman tentang dampak dan risiko yang timbul ketika masyarakat tidak memperoleh pelayanan kesehatan yang memadai. Memberikan gambaran pencegahan dampak buruk akibat kesalahan dalam pengelolaan posko pelayanan kesehatan. Menginisiasi pembentukan Emergency Medical Team (EMT) LRB PWM DIY sebagai langkah awal menuju sistem tanggap darurat kesehatan yang terorganisir dan profesional.
Rangkaian kegiatan terdiri dari beberapa agenda utama, yaitu pemaparan materi, gladi ruang, gladi lapangan, serta pengumuman teknis bagi peserta. Pada sesi pemaparan materi, Indra Prasetyantoro, S.Kep., Ns., M.Kep membawakan topik Evakuasi dan Transportasi. Dalam paparannya, beliau menjelaskan pentingnya keterampilan evakuasi yang benar dalam situasi bencana. “Evakuasi merupakan proses pemindahan penderita yang memerlukan teknik tersendiri. Kesalahan dalam pengangkatan atau pemindahan dapat menyebabkan cedera baru pada korban maupun penolong,” jelas Indra. Ia juga menekankan prinsip dasar evakuasi, yaitu tidak memperparah cedera korban dan menghindari risiko bagi petugas.
Setelah sesi materi, kegiatan dilanjutkan dengan Gladi Ruang dan Gladi Lapangan. Pada Gladi Ruang, peserta melakukan simulasi koordinasi dan perencanaan operasional EMT di ruang kendali, termasuk pembagian peran, alur komunikasi, serta sistem pelaporan. Sedangkan pada Gladi Lapangan, peserta mempraktikkan secara langsung penanganan medis di lokasi simulasi bencana, mulai dari evakuasi korban, triase, penanganan darurat, hingga logistik dan sanitasi lapangan. Kegiatan diakhiri dengan pengumuman teknis dan evaluasi, dimana panitia memberikan umpan balik terhadap pelaksanaan latihan, serta merumuskan tindak lanjut penguatan struktur EMT LRB PWM DIY dalam proses transfer ilmu dan penerapannya jika dibutuhkan sewaktu-waktu dalam merespon bencana serta penanganan kebencanaan baik lokal, wilayah dan nasional.
Melalui kegiatan ini, Fakultas Kedokteran berupaya dapat berperan aktif dengan berkolaborasi bersama LRB MDMC PWM DIY untuk membangun klaster kesehatan yang tangguh, profesional, dan berorientasi pada nilai-nilai kemanusiaan. Latihan gabungan ini juga menjadi wadah sinergi antar relawan dan tenaga kesehatan dalam meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi krisis kesehatan di masa mendatang. Kegiatan ini tidak hanya menguji kemampuan teknis, tetapi juga memperkuat komitmen kemanusiaan bahwa setiap tindakan medis dalam bencana harus menjunjung tinggi keselamatan, kecepatan, dan kepedulian terhadap sesama. (Hdr)

