Pelatihan Pendalaman Materi Kebencanaan Dorong Pemahaman dan Respon Cepat terhadap Bencana

Bantul, Sabtu dan Ahad 11 dan 12 Oktober 2025, Fakultas Kedokteran bersama Lembaga Resiliensi Bencana Muhammadiyah Disaster Management Center (LRB/MDMC ) menggelar Pelatihan Pendalaman Materi untuk persiapan Latihan Gabungan Kebencanaan Kluster Kesehatan (Emergency Medical Team). Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan dalam penanganan krisis kesehatan dan situasi kebencanaan melalui penguatan pengetahuan dan keterampilan teknis sesuai standar klaster kesehatan.
Rangkaian kegiatan ini dibagi menjadi beberapa sesi yaitu sesi pendalaman materi secara teoritis di Amphiteater Fakultas Kedokteran pada tanggal 11 dan 12 Oktober 2025 dan gladi ruang pada tanggal 18 Oktober 2025 di Fakultas Kedokteran UAD. Peserta kegiatan ini berjumlah 53 orang terdiri dari perwakilan beberapa Rumah Sakit dan Fakultas Kedokteran Ilmu Kesehatan milik AUM, 92 mahasiswa S1 Kedokteran dan 48 dokter muda Prodi Pendidikan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran UAD.
Acara dibuka secara resmi oleh dr. Moch Junaidy Heriyanto, Sp. B., FINACS selaku Dekan Fakultas Kedokteran UAD, yang dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada para peserta dan narasumber atas komitmennya dalam memperkuat kesiapsiagaan dan respon kebencanaan di bidang kesehatan. Beliau menekankan bahwa tenaga kesehatan memiliki peran vital dalam menjaga keselamatan masyarakat pada situasi krisis, serta perlunya kolaborasi antar lembaga untuk mewujudkan sistem tanggap darurat yang cepat dan efektif.
Pelaksanaan hari pertama, pelatihan diawali dengan Building learningPre test and Learning Commitment Setelah itu peserta mendapatkan berbagai materi penting seputar konsep pengelolaan krisis kesehatan dan mekanisme koordinasi klaster kesehatan. Sesi pertama dibawakan oleh dr. Corona Rintawan, Sp.EM, KDM, FICEP, dengan materi Konsep Pengelolaan Krisis Kesehatan, Aktivasi HEOC, dan Klaster Kesehatan. Beliau menjelaskan pentingnya kesiapsiagaan sistem kesehatan dalam menghadapi bencana, serta peran Health Emergency Operation Center (HEOC) sebagai pusat koordinasi dalam situasi darurat. Materi berikutnya disampaikan oleh dr. Tri Yunanto Arliono, Sp.EM, KDM, FICEP, yang menguraikan Mekanisme HEOC dan EMT Coordination Cell (CC), Tipe dan Struktur Tim Kegawatdaruratan Medis (EMT). Peserta memperoleh pemahaman mengenai tata kerja tim medis darurat dan mekanisme koordinasi lintas sektor di lapangan.
Sesi dilanjutkan oleh Wahyu Pristiawan Buntoro, dengan topik Standar Pelayanan Minimal EMT, Keselamatan dan Keamanan Pribadi, serta Manajemen Kerumunan di Fasilitas EMT. Materi ini menekankan pentingnya menjaga keselamatan tenaga medis serta manajemen kerumunan yang efektif agar pelayanan darurat tetap optimal. Selanjutnya, Rina Veni Budi, S.Kep., Ns., MMR menyampaikan materi Pengendalian dan Pencegahan Infeksi (PPI). Peserta dibekali dengan langkah-langkah pencegahan infeksi di fasilitas darurat untuk melindungi tenaga kesehatan dan pasien selama operasi kemanusiaan berlangsung.
Hari pertama pelatihan ditutup dengan pemaparan dari Setya Noer Hatmoko mengenai Manajemen Basis Data dan Informasi serta Formulir dalam Laporan EMT. Materi ini membekali peserta dengan keterampilan dalam pencatatan dan pelaporan standar tim medis darurat, sehingga data lapangan dapat tersaji secara cepat dan akurat.
Memasuki hari kedua kegiatan Pelatihan Pendalaman Materi Kebencanaan Klaster Kesehatan, peserta kembali mendapatkan pembekalan penting terkait kesiapan teknis dan operasional dalam penugasan tim medis darurat. Sesi pertama dibawakan oleh Lukman TP dengan materi Dampak Bencana terhadap Kesehatan Mental. Lukman menekankan pentingnya dukungan psikososial bagi korban dan tenaga kesehatan yang terlibat dalam operasi kemanusiaan, karena kesehatan mental merupakan bagian integral dari pemulihan pasca bencana.
Selanjutnya, dr. M. Junaidy Heriyanto, Sp.B., Finacs menyampaikan dua topik penting, yaitu Pembentukan, Pelatihan, dan Logistik EMT serta Standar Prosedur Operasional EMT. Dalam paparannya, beliau menekankan pentingnya kesiapan personel dan sistem logistik yang baik agar tim EMT dapat bekerja secara optimal di lapangan dengan tetap menjunjung standar keselamatan. Sesi berikutnya disampaikan oleh Darmawan, dengan materi Pengenalan Peralatan dan Perlengkapan Penugasan Bencana serta Logistik dan Sanitasi. Peserta dikenalkan berbagai perlengkapan dan sistem sanitasi yang digunakan dalam operasi bencana untuk memastikan pelayanan medis dan lingkungan tetap aman dan higienis.
Hari kedua ditutup dengan materi dari dr. Sri Wulandari, Sp.EM., FICEP, yang membahas Standar Klinis EMT Tipe Fix 1 dan Manajemen Triase dan Bencana Massal. Peserta dilatih untuk memahami standar klinis pelayanan medis di lapangan serta strategi triase dalam kondisi korban massal, agar prioritas penanganan dapat dilakukan secara cepat dan tepat. Melalui pelatihan ini, peserta diharapkan mampu meningkatkan kompetensi dalam penanganan krisis kesehatan secara profesional, terkoordinasi, dan sesuai standar nasional maupun internasional. Kegiatan ini juga menjadi wujud nyata kolaborasi antara lembaga kemanusiaan dan institusi pendidikan tinggi dalam memperkuat sistem tanggap darurat kesehatan di Indonesia.(Hdr)

